PERAN
TEKNOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN MENGENTASKAN KEMISKINAN
MAKALAH
INI DIAJUKAN UNTUK TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
Disusun
oleh :
ALIF
GUMELAR (50416599)
KELAS
: 1IA08
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
S1
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS
GUNADARMA
MATA
KULIAH: ILMU SOSIAL DASAR
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia yang tiada henti-hentinya sehingga penulis masih diberi kesempatan
untuk dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar dengan tema IPTEK dan
Kemiskinan yang berjudul “Peran Teknologi dalam Menumbuhkan Kesadaran
Mengentaskan Kemiskinan”. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta kerabat dan sahabatnya.
Dalam makalah ini, penulis ingin memaparkan bagaimana peranan teknologi dalam
menumbuhkan kesadaran mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia sampai
sekarang ini.
Makalah ini mungkin masih banyak kekuarangan baik dalam segi penulisan maupun
materi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik atas keterbatasan
makalah ini. Semoga tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembacanya.
Akhir
kata terima kasih penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan berupa dukungan baik secara moril maupun material demi tersusunnya
makalah yang bertemakan IPTEK dan Kemiskinan di Indonesia ini.
Depok,
Januari 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………
2
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………....….
3
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Masalah
………………………………………………………………………. 5
1.2
Rumusan Masalah
………………………………………………………………………………. 5
1.3
Tujuan Masalah ………………………………………………………………………………….
5
BAB II
Pembahasan
2.1
Pengertian Kemiskinan
………………………………………………………………………. 6
2.2
Pengertian Teknologi
…………………………………………………………………………. 8
2.3
Manfaat Teknologi Informasi &
Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari .........................................................................................................
8
2.4
Indikator Kemiskinan
………………………………………………………………………… 9
2.5
Penyebab Kemiskinan
……………………………………………………………………….. 10
2.6
Perkembangan Tingkat Kemiskinan
di Indonesia ………………………………….. 11
2.7
Tantangan Kemiskinan di
Indonesia ……………………………………………….. 12
2.8
Kebijakan dan Program Penuntasan
Kemiskinan ……………………………………. 13
2.9
Peran IPTEK Menumbuhkan Kesadaran Mengentaskan Kemiskinan ……… 14
BAB III
Penutup
3.1
Kesimpulan ………………………………………………………………………………………
16
3.2
Saran ……………………………………………………………………………………………….
16
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………….
17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dalam pendidikan,
kemiskinan mempengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara efektif dalam
sebuah lingkungan belajar.
“Dua
ibu rumah tangga masing – masing memiliki anggaran Rp 15.000 dan Rp 20.000
untuk berbelanja ke pasar, sementara ada seorang politisi yang mampu membeli
buku hingga jutaan rupiah per bulan”. Ini adalah sepenggal kalimat yang saya
baca di sebuah berita on-line yang merupakan tema sentral dalam perjuangan
bangsa.
Ilmu
pengetahuan teknologi dan kemiskinan merupakan permasalahan yang menunjukkan
perbedaan. Ilmu dan pengetahuan adalah dua hal berbeda namun memiliki
persamaan, yaitu pemahaman. Semua ini tertuju untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
guna membasmi kemiskinan. Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang
dapat menyongsong masa depan cerah. Karena dengan teknologi kehidupan manusia
semakin lebih mudah yang mempunyai dampak sosial yang mendunia.
Tingkat
kemiskinan terus saja meningkat di tiap tahunnya, pemerintah pun tak membiarkan
hal ini terus berlanjut. Berbagai upaya telah dilakukan, namun kesadaran yang
dimiliki manusia masih minim. Oleh karena itu lewat Ilmu Pengetahuan Teknologi
saya akan memaparkan menumbuhkan kesadaran manusia. Karena peran
Teknologi sangat berpengaruh terhadap hidup manusia, maka sangat besar
kesempatan yang saya lakukan.
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana permasalahan
kemiskinan yang ada di Indonesia?
- Bagaimana manfaat teknologi
informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari?
- Bagaimana peran IPTEK
menumbuhkan kesadaran mengentaskan kemiskinan?
1.3
Tujuan Masalah
- Menjelaskan permasalahan
kemiskinan di Indonesia.
- Menjelaskan manfaat teknologi
informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjelaskan peran IPTEK
menumbuhkan kesadaran mengentaskan kemiskinan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan
sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara
yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan
Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun
1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa
itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang
sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya
belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan
terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas,
pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai kemiskinan yang sudah menjadi
dilema mengglobal yang sangat sulit dicari cara pemecahan terbaiknya.
Dalam
kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang
ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan
sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu
bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa
neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan)
antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif
dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga
pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral.
Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan
timbul oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik
sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah
bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau
kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan
oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan
tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.
Deskripsi
lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun
1990-an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi
juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Di
penghujung abad 20-an telah muncul arti definitif terbaru, yaitu bahwa
kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk
menyampaikan aspirasi.
Kesadaran adalah
sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang
sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali. Kesadaran merupakan
suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadaran yang
dimiliki oleh manusia merupakan
bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang
diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia
dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam
lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang
realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan
jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang
lain. Begitupula, tentang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia
bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam
manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi
terhadap realitas.
Pengetahuan
tentang sensasi sebagai bagian komponen dari persep tidak langsung diperoleh
manusia jauh kemudian, merupakan penemuan ilmiah, penemuan konseptual.
2.2
Pengertian Teknologi
Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
2.3
Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak
langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya.
Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain :
- Penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Perusahaan
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja.
- Penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis. Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi
dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau
dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan
jaringan komunikasi internet.
- Penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Perbankan
Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking.
- Penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Pendidikan Teknologi. Pembelajaran terus
mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran
sehari-hari Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi sering dijumpai
kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet.
Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan
terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih.
- Penerapan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Kesehatan
Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.
2.4
Indikator Kemiskinan
Untuk
menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator
kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagi
berikut:
- Ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
- Tidak adanya akses terhadap
kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih
dan transportasi).
- Tidak adanya jaminan masa depan
(karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
- Kerentanan terhadap goncangan
yang bersifat individual maupun massa.
- Rendahnya kualitas sumber daya
manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
- Kurangnya apresiasi dalam
kegiatan sosial masyarakat.
- Tidak adanya akses dalam
lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
- Ketidakmampuan untuk berusaha
karena cacat fisik maupun mental.
- Ketidakmampuan dan
ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan
rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
2.5
Penyebab Kemiskinan
Di
bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim. Yang
antara lain adalah:
- Merosotnya standar perkembangan
pendapatan per-kapita secara global.
Yang
penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita
bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau
produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik.
Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan
per-kapita akan turun beriringan.
Berikut
beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan
per-kapita:
- Naiknya standar perkembangan
suatu daerah.
- Politik ekonomi yang tidak
sehat.
- Rusaknya syarat-syarat
perdagangan
- Beban hutang
- Kurangnya bantuan luar negeri,
dan
- Perang
2.
Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat
jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh
karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus
didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan
yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal.
3.
Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak
tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena
kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan
banyaknya pengangguran.
4.
Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal
ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan
untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan
warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
2.6
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Bagaimana
perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia? Program Pembangunan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan laporan tahunan Pembangunan manusia (Human
Development Report) 2006 yang bertajuk Beyord scarcity; power, poverty dan the
global water. Laporan ini menjadi rujukan perencanaan pembangunan dan menjadi
salah satu Indikator kegagalan atau keberhasilan sebuah negara menyejahterakan
rakyatnya. Selama satu dekade ini Indonesia berada pada Tier Medium Human
Development peringkat ke 110, terburuk di Asia Tenggara setelah Kamboja.
Jumlah
kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi dari tahun ke
tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu periode (2000-2005).
Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu dari
34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%) pada tahun 1999. Kembali cerah
ketika periode 1999-2002, penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97
(23,43%) menurun menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini terulang ketika
periode berikutnya (2002-2005) yaitu penurunan penduduk miskin hingga 35,10
juta pada tahun 2005 dengan presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97 %.
Sedangkan pada tahun 2006 penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%)
menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta
(1,78%).
Adapun
laporan terakhir, Badan Pusat Statistika ( BPS ) yang telah melaksanakan Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret 2007 angka resmi jumlah
masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan kisaran konsumsi kalori 2100
kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika pendapatan kurang dari Rp
152.847 per-kapita per bulan.
2.7
Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah
kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya tingkat
Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat
Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang
ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada
tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari
Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks
Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih
lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di
Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan
lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di
pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National
Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia
termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian.
Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh
kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan
wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih
rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan
angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan
selanjutnya adalah otonomi daerah, di mana hal ini mempunyai peran yang sangat
signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan.
Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif
singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala
nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan
tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan
sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang
kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
2.8
Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya
penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan
kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan
kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai
wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan
pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah
disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders
pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota
telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama
penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam
mengatasi kemiskinan.
Adapun
langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
- Mengurangi kesenjangan antar
daerah dengan;
- Penyediaan sarana-sarana
irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka
sumber air bersih.
- Pembangunan jalan, jembatan,
dan dermaga daerah-daerah tertinggal.
- Redistribusi sumber dana kepada
daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana
Alokasi Khusus (DAK).
- Perluasan kesempatan kerja dan
berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha,
pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi
industri.
- Khusus untuk pemenuhan sarana
hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain :
- Pendidikan gratis sebagai
penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang
kurang mampu.
- jaminan pemeliharaan kesehatan
gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
2.9
Peran Ilmu Pengetahuan Teknologi Menumbuhkan Kesadaran Mengentaskan Kemiskinan
Telah
dijelaskan diatas tentang Ilmu Pengetahuan Teknologi, Kesadaran, dan juga
Kemiskinan. Berarti kita telah paham masing – masing pengertiannya dan
maksudnya. Langkah selanjutnya adalah membahas tentang penyelesaiannya.
Nyaris
hampir setiap hari orang menggunakan manfaat Teknologi, ini bisa dijadikan
sumber pendapatan negara. Misalnya saja, setiap barang yang masuk ke wilayah
indonesia (Teknologi) dikenai pajak. Karena sudah tentu teknologi tersebut
dibandrol dengan harga yang tinggi, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Pajak tersebut juga akan tersalurkan untuk masyarakat miskin dalam membantu
pemenuhan hidupnya. Pemerintah tentunya mempunyai data kemiskinan bagi
masyarakat miskin, dengan itu upaya pemerintah melaksanakan kesejahteraan
seluruh rakyat dapat terealisasikan. Pemerintah bisa membangun sekolah gratis
dari pendapatan pajak tersebut. Dengan itu masyarakat miskin pun bisa menikmati
teknologi terbaru di sekolah gratis yang dibangun pemerintah.
Selain
itu pemerintah juga mengupayakan menumbuhkan kesadaran masyarakat miskin dengan
upaya pendekatan, agar masyarakat miskin mau mengikuti program pemerintah
mengentaskan kemiskinan. Dengan begitu usaha pemerintah membangun sekolah
gratis yang di dalamnya terdapat Ilmu Pengetahuan Teknologi tidak menghasilkan
kekecewaan.
Dalam
kehidupan perekonomian negara Indonesia tidak terlepas dari peran usahawan.
Tentu saja mereka menggunakan teknologi dalam pekerjaanya. Dari sini kita bisa
menggerakkan kesadaran mereka untuk berbagi bersama dengan masyarakat miskin.
Kesadaran merekalah yang nantinya mengubah pandangan masyarakat miskin bahwa
mereka juga diperhatikan. Misalnya, lewat berita bisnis kita selipkan artikel
tentang berita masyarakat miskin, bisa juga bebagi sedikit upah kerja untuk
disumbangkan ke masyarakat miskin melalui bank yang dikelola pemerintah, selain
itu bisa diselipkan seminar tentang masyarakat miskin yang mana menjadikan
keakraban semakin terjalin antara masyarakat miskin dengan mereka yang hidup
berkecukupan.
Dengan
memaparkan pendidikan agama lewat internet (seperti ceramah di you tube,
artikel tentang kesadaran terhadap sesama) maka setiap pasang mata yang melihat
akan menyadari dan mengubah jalan hidupnya sesuai tuntunan agama tentang
kepedulian terhadap sesama.
Teknologi
tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan perekonomian, juga terhadap
kesehatan. Dari sini masyarakat miskin pun bisa mendapatkan manfaat lewat balai
pengobatan yang disediakan pemerintah, khususnya bagi masyarakat tidak mampu,
sebagai contoh misalnya saja puskesmas. Dengan begitu masyarakat miskin pun
tidak gagap teknologi. Mereka juga bisa menikmati manfaat teknologi seperti
masyarakat kelas atas.
Benar
sekali bahwa kehidupan masyarakat miskin sangatlah sulit untuk dipenuhi, namun
pemerintah pun tidak memalingkan pandangannya. Melalui internet kita bisa
menumbuhkan kesadaran bersama seperti yang saya jelaskan diatas. Dari hasil
tersebut sepenuhnya untuk masyarakat miskin, dengan begitu beban masyarakat
miskin pun sedikit berkurang. Lewat pendekatan dengan masyarakat miskin yang
mengupayakan untuk kesadaran tentang masa depan yang lebih baik, mereka akan
memanfaatkan bantuan dari sesama dan program pemerintah untuk mengentaskan
kemiskinan. Dengan begitu 2 hal ini menunjukkan keadaan yang seimbang. Dimana
ada yang memberi dan penerima. Tentu saja hal ini bisa terwujud dengan lancar
apabila tiada kendala, namun bila kita mempunyai tujuan baik, semoga Tuhan
memberikan hasil yang baik pula. Karena pada dasarnya ini adalah kepentingan
bersama.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah
dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap kesadaran kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam
artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan
hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa
penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah,
nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak
perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
3.2 Saran
Dalam
menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih
eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau
dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas,
dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR
PUSTAKA